Kenangan itu
masih terus menghentak dan menghantui diri saya. Seorang nenek menangis karena
tidak beroleh jatah beras untuk rakyat miskin. Alasannya, dia belum membayar
“uang administrasi” bagi oknum kelurahan. Saat akhirnya dia mendapat beras itu
karena dapat pinjaman uang untuk membayar, alamak, berasnya bau dan berkutu.
Tak ada pilihan, beras itu ditanaknya juga karena tak ada lagi yang bisa
dimakan.
Oh, saya
menangis. Dimana KPK dan para pembela keadilan itu? Seandainya saya jadi ketua
KPK, saya akan berantas korupsi di semua lini. Sasaran saya terutama koruptor
kelas kakap yang karenanya rakyat tak bisa makan, sekolah, dan berobat dengan
murah. Sebagai ketua KPK, saya akan membangun penjara yang lebih besar, di
dalamnya tidak ada fasilitas mewah, hanya fasilitas minim setara dengan pencuri
kelas teri yang biasa digebuki.
Sebagai ketua
KPK, saya tak akan gentar terhadap semua ancaman. Kalau perlu, saya
pakai kekuatan rakyat. Semua langkah saya diketahui masyarakat. Dengan
demikian, saya bisa bebas menangkap para petinggi atau kolega petinggi negeri
ini yang korupsi.
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/576/Khairina.html